Statistik
AIDS (3/7-2013) - Ditjen PP & PL, Kemenkes, melaporkan kasus
kumulatif HIV/AIDS pada priode 1 April 1987 sd 31 Maret 2013 tertanggal 17 Mei
2013.
![1372807608457134299 1372807608457134299](http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/07/1372807608457134299.jpg)
* Beberapa provinsi tinggal menunggu ‘ledakan AIDS’ karena banyak kasus HIV yang terdeteksi
Pada triwulan I Tahun 2013 dilaporkan kasus HIV baru yang terdeteksi pada
priode Januari-Maret 2013 mencapai 5.369. Kasus baru terdeteksi pada
kelompok umur 25-49 tahun (74,2%), 20-24 tahun (14,0%), dan ≥50 tahun
(4,8%). Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 1:1. Faktor
risiko atau cara penularan HIV melalui hubungan seksual tidak aman
(tidak memakai kondom) pada heteroseksual (50,5%), penggunaan jarum
suntik berganti-ganti pada penyalahguna narkoba (8,4%), dan LSL/Lelaki
Seks Lelaki (7,6%).
Pada priode bulan Januari-Maret 2013 jumlah kasus
AIDS yang baru terdeteksi sebanyak 460. Terdeteksi pada kelompok umur
30-39 tahun (39,1%), 20-29 tahun (26,1%) dan 40-49 tahun (16,5%).
Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1.
Lima provinsi yang paling banyak melaporkan kasus
AIDS adalah Jawa Tengah (175), Sulawesi Tengah (59), Banten (34), Jawa
Barat (33) dan Riau (32). Faktor risiko atau penularan hubungan seksual
tidak aman (tidak memakai kondom) pada heteroseksual (81,1%), penggunaan
jarum suntik berganti-ganti pada penyalahguna narkoba (7,8%), dari ibu
positif HIV ke anak (5%) dan LSL/Lelaki Seks Lelaki (2,8%) [Lihat Tabel
I].
Jumlah pengidap HIV/AIDS yang meminum obat
antiretroviral (ARV) sampai dengan bulan Maret 2013 sebanyak 33.114 yang
terdiri atas 31.682 dewasa (96%) dan 1.432 anak-anak (4%).
Pada priode bulan Januari-Maret
2013 dilaporkan tambahan kasus HIV dan AIDS secara nasional yaitu: HIV
5369 dan AIDS: 460. Angka ini menambah jumlah kasus HIV/AIDS dari 1
Januari 1987 s.d. 31 Maret 2013 menjadi 147.106 yang terdiri atas HIV 103.759 dan AIDS 43.347 dengan 8,288 kematian.
![13728071782026891670 13728071782026891670](http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/07/13728071782026891670.jpg)
Perbandingan
antara laki-laki dan perempuan pada kasus AIDS 2:1. Ini artinya kian
banyak laki-laki yang menjadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS (Tabel
II).
Faktor risiko atau cara penularan
pada kasus AIDS yang terdeteksi pada Januari-Maret 2013 terjadi melalui
hubungan seksual yang tidak aman (tidak memakai kondom) pada
heteroseksual yaitu 60 persen (Lihat Tabel III).
![1372807245151557754 1372807245151557754](http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/07/1372807245151557754.jpg)
Kasus
AIDS yang dilaporkan pada Januari-Maret 2013 terdeteksi pada kelompok
umur 20-29 tahun sebanyak 35 persen dan pada umur 30-39 tahun sebesar
28,2 persen (Lihat Tabel IV).
Tapi, perlu diingat bahwa kasus
AIDS banyak terdeteksi pada kelompok umur tsb. pada kalangan
penyalahguna narkoba dengan jarum suntik secara berganti-ganti. Maka,
tidak ada kaitannya secara langsung dengan usia (produktif).
Di Tabel V tampak jelas peringkat
provinsi berdasarkan jumlah kasus AIDS. Tapi, kasus HIV di beberapa
provinsi akan menjadi ’ledakan AIDS’ sehingga jumlah kasus AIDS akan
bertambah di daerah-daerah tsb.
![1372807371588696838 1372807371588696838](http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/07/1372807371588696838.jpg)
Jakarta,
misalnya, peringkat kasus AIDS (6.299) ada di nomor tiga. Tapi, kasus
HIV di Jakarta ada 23.792 yang merupakan kasus terbanyak secara
nasional. Begitu pula dengan Jawa Timur yang melaporkan 13.599 kasus HIV. Dengan 6.900 kasus AIDS Jatim ada di peringkat kedua. Sumatera Utara yang ada di
peringkat 14 dengan 515 kasus AIDS ternyata menyimpan ’bom waktu’ yang
sangat besar yaitu 6.781 kasus HIV yang kelak akan masuk masa AIDS.
Begitu pula dengan Kepulauan Riau
berdasarkan kasus AIDS ada di peringkat 17 dengan jumlah kasus 382, tapi
mengeram 3.176 kasus HIV yang kelak akan ’menetas’ jadi AIDS. Papua Barat dengan kasus 187 AIDS ada di peringkat 24, tapi ada potensi ledakan AIDS melalui 1.896 kasus HIV.
Kalimantan Timur di peringkat 20 dengan 332 kasus AIDS, tapi memendam 1.878 kasus HIV. Sumatera Selatan di peringkat 21 dengan 322 kasus AIDS, tapi menyimpan 1.254 kasus HIV. Sulawesi Utara melaporkan 693 kasus AIDS yang menempatkan daerah ini di peringkat 13, tapi menunggu ledakan 1.794 kasus HIV. Dengan kasus AIDS 782 Yogyakarta ada di peringkat 12, tapi mengeram 1.693 kasus HIV. NTT ada di peringkat 15 dengan 420 kasus AIDS, tapi menunggu ledakan 1.331 kasus HIV.
Jika pemerintah provinsi, kabupaten
dan kota tidak menjalankan program yang konkret berupa intervensi
terhadap laki-laki agar memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual
dengan pekerja seks komersial (PSK), maka insiden infeksi HIV baru akan
terus terjadi. Laki-laki yang tertular HIV melalui
hubungan seksual dengan PSK menjadi mata rantai penyebaran HIV di
masyarakat, al. melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di
luar nikah. Kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada ibu-ibu rumah tangga membuktikan suami mereka tertular HIV dari pasangan lain, al. PSK. Celakanya, program yang gencar
dilakukan hanya di hilir, al. tes HIV dan penanganan kasus yang
terdeteksi. Maka, tinggal menunggu waktu saja untuk ’panen AIDS’.***
- AIDS Watch Indonesia/Syaiful W. Harahap
[Sumber: http://www.aidsindonesia.com/2013/07/147106-kasus-hivaids-yang-tercatat-di.html]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar